Apu-apu

Hmm..
Penghargaanku atas sekumpulan prognosa dan presumsi {seperti cenayang} yang dihadirkan di serangkaian nuansa yang sering ada semenjak penghujung ashar hingga gelap menjadi sempurna {seperti hikayat layaknya}. Setali tiga uang dengan ku yang sok hermetias adanya, dan membiarkan makhluk bumi lainnya masyuk dalam prognosa dan presumsi yang kian menjadi-jadi. Ku tak berniat dalam labilitas walau dalam labirin adanya, tak juga menjadi limbung karena pengetahuanmu yang sebatas virtual tentang objek yang ada dalam fikiran sadarmu.

Kalau kemudian aku datang dengan tiba-tiba, membuat riak kecil dalam telaga yang juga kecil itu karena aku mencintai apu-apu, dan bila juga ada yang berkepanjangan dalam kelenaan, itupun karena pengharapan dalam harmonisasi kemanusiaan kita.

Sehingga.. semenjak semesta belum terjaga dari sembah sujudnya kepada Sang pencipta setiap dini, aku bersedia mendahuluinya untuk bercengkrama dengan Tuhanku, sembari menyajikan lembaran-lembaran puisi yang kutulis khusus untuk-Mu perihal umat-Mu, karena hanya Engkaulah yang kuasa memahami bahasa hatiku, Robbi.. Alloohu Allooh..

2 comments:

Anonymous said...

hadeuhh... *tribute to.... *

Anonymous said...

.. seraya ingin ku luapkan smua yang terasa, namun sayang..
***