Wait for Me..

Kecemasan apakah lagi yang menguntit setiap pertanda. tak ada wujud maupun sebentuk bayangan yang mengabadikan ekspresi tanpa bentuk. sudut hati dan bibir yang semakin bersudut tak dapat menyembunykan gulana ketersudutanku lagi. seperti sayup terdengar makian dan sebagiannya lagi adalah jeritan penyiksaaan. jiwa yang direngkuh dengan kuat semoga tak dapat terlerai oleh satu dua pekikan. jiwa yang digadang sholawat dan zikir mempan oleh tusukan bertubi-tubi.
sekali lagi adalah kemenangan kebangkitan laten dan kefanaan kebahagiaan.
Jika ini tidak juga berhenti, ditunjukanlah selasar bening, bukan untuk menuntaskan dahaga dan cinta, tidak untuk menenangkan jiwa, cukup sebagai pelabuhan, penyandaran agar kepala tetap tertopang.
pun ketika angin datang lagi, menyampaikan salam sempurna musim pancaroba, ku siap menadahnya dengan kedua belah tangan, sebagai bentuk lain dari kepasrahanku atas keparipurnaan YANG MAHA KUASA, semoga dia mendatangkan lagi semilir surgawi untukku di kedekatan hari.
Alloh, wait for me..

No comments: