Twilight in Paradise

Empat kutub bumi, menyajikan panorama seragam. Empat matahari yang pamit disaat bersamaan, timbul tenggelam, memaksa mahluk langit lainnya berkemas menyambut prosesi rutin yang maha indah. Kemahaindahan seolah menganugerahiku dengan jeda yang ringkas, tanpa isyarat, sebatas pengkabulan akan do'a semenjak silam. Karena asumsiku, bahwa sebagian do'aku hanya akan ditunjukan kepadaku ketika aku berada di ketidakfanaan.

Berada di dekatnya dan membaui segenap semerbak akan menjadi diaspora kenangan yang dilantunkan tiada henti, dan membayang dengan sejati. Jika kemudian engkau hadir (kembali) dan menjadi catatan dalam frasa yang diterjemahkan bersama, maka seyogyanya itu adalah ringkasan cerita mengenai klausa yang dituturkan semenjak tahunan silam.
Aku, akan membayangimu, dalam maya dan nyata, mengilhamimu dalam do'a dan upaya, dengan sejati sampai keharibaannya, sampai kemudian hari, di tanah impian. ~09/11~

No comments: